Senin, 25 Februari 2013

35 Tahun Jabat Kasi Humas Pemkot Sukabumi


MEMEGANG suatu jabatan merupakan amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggungjawab, terlebih ketika menajdi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang nota bene merupakan pelayan masyarakat dan juga pemerintah.
Hal ini pula yang dijalani Kepala Seksi (Kasi) Komunikasi dan Diseminasi Informasi Kantor Kominfo Kota Sukabumi, Deden Dendayasa yang selama 35 tahun semenjak dirinya dilantik menjadi PNS tidak pernah lepas dari pekerjaannya sebagai humas.
“Meski puluhan tahun saya tidak pernah beranjak dari posisi seorang humas, namun banyak hal yang dapat saya pelajari, baik dari sisi keilmuan maupun karakter orang banyak,” katanya di ruang kerjanya, Senin (18/2).
Dirinya pertama kali diangkat menjadi PNS pada tahun 1986 pada Bagian Umum, Humas dan Protokol dengan gaji Rp. 74.600/bulan. Sebelumnya dirinya terlebih dahulu menjadi tenaga honorer selama 7 tahun berdasarkan SK Walikota nomor 292/Ps.014/SK/1978, dengan gaji Rp 12.500/bulan, lalu diangkat menjadi Calon pegawai (Capeg) dengan gaji Rp 22.240.
“Sejak saat itu hingga saat ini saya memegang prinsip Kodam III Siliwangi , Sauetik ge Mahi, Hade Goreng Ku Omong dan Ngadu bako. Sekecil apapun peran saya pada suatu organisasi berisi keras untuk dapat menyuguhkan suatu nilai yang terbaik bagi kepentingan organisasi itu sendiri. Apalagi ditempatkan pada suatu bagian yang penuh dengan tantangan,” ujarnya.
Terkait dengan bidang kehumasan yang dilakoninya selama 35 tahun ini, menurutnya, peran humas seperti yang dikatakan DR. Elvinaro memiliki dua kaki, yaitu satu kaki dilembaga dan satu kaki di public.
Terlebih posisi humas sebagai advisor, Conselor dan Interpriter yang harus mampu secara cepat dan adaptip menafsirkan kebijakan pimpinan, Komunikasi lembaga dan aspirasi yang berkembang di masyarakat untuk melahirkan mutual understanding (penyamaan persepsi ) sehingga peran humas harus mampu membangun image building dan reputasi building.
“Orang Humas harus mampu mencermati setiap perkembangan yang ada, kreatif, Inovatif dan partisipatif serta early worning, early diteksien dan early eksen, terlebih diera kemajuan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) saat ini. Usia boleh menua, namun tetap pemikiran harus tetap energik, promotif dan memiliki jiwa inisiator upaya mengimbangi menjawab tantangan diera saat ini,” ungkapnya.
Bahkan pada saat dirinya kembali dikukuhkan pada posisi yang sama yaitu sebagai humas beberapa waktu lalu oleh Walikota, Deden tetap ceria dan menerima dengan lapang dada tugasnya tersebut meski dirinya akan memasuki masa pensiun di tahun 2014 nanti.
“Tidak mudah untuk menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil, Sebagai abdi Negara, abdi Pemerintah dan abdi masyarakat, tentunya sebagaimana diamanaatkan undang-undang seorang PNS harus lebih mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi atau golongan,” tandas pria yang memiliki motivasi kerja melalui dua pendekatan yaitu, referensi berdasarkan filosofis, Siddik, amanah, Fathonah dan Tablig serta referensi kedua dari pakar motivasi kerja Edward Bernat Bersent and Garry.* (Herry Febriyanto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar